Minggu, 15 Januari 2017

Suku Dayak Losarang Indramayu

        Suku Dayak Losarang merupakan salah satu suku dayak yang ada di daerah kabupaten indramayu Jawa barat. Suku ini berdiri pada tahun 1970, berdiri secara bertahap karna awal mulanya dayak losarang ini berdiri seperti perguruan pencak silat yaitu ilmu ss  atau ilmu serba guna. Dayak ini tidak ada hubungannya dengan dayak Kalimantan, dayak papua, dayak Sumatra, dayak indramayu ini hanyalah menyaring sebuah kesalahan dan kebenaran yang ada. Dan merupakan suatu keunikan yang ada didaerah tersebut,bagaimana tidak, karna ditengah hiruk pikuknya kota indramayu terselip suatu komunitas suku dayak yang ada.


 Gambar 1. Pesanggrahan rumah adat suku dayak Indramayu



Seiring dengan perkembangannya nama suku ini berubah nama menjadi “Suku dayak  budaya adat jawa petani bumi segandu indramayu”. pada pergantian nama ini tidak merubah arti yang signifikan, hanyalah lebih kental pada suatu adat contohnya pada pakian, yang hanya mengenakan sebuah celana hitam putih tanta sehelai baju ditubuhnya.



 Gambar2. Penampilan sehari-hari suku dayak Indramayu

ia akan tetap berpenampilan seperti itu kemana ia pergi dan dalam kondisi maupun cuaca seperti apapun ataupun yang sering disebut ngaji rasa secara alam. Ritual yag biasa dilakukan adalah Ritual "Mepe" yaitu berjemur dibawah teriknya panas matahari.
 
Gambar 3. Ritual Mepe atau berjemur dibawah terik matahari 



Ngaji rasa itu mempunyai artian jangan pernah menyakiti orang lain jika diri kita sendiri tidak mau tersakiti,” jangankan sama manusia,sesame makhluk hidup ciptaannya kita tidak mau menyakiti”. Karna pada suku ini tidak memperbolehkan untuk memakan sesuatu yang bersifat hidup contohnya hewan seperti ayam,sapi,kambing suku dayak ini tidak akan makan. Konsumsi sehari-harinya padadayak ini hanya menkonsumsi sayur-sayuran dan oseng tempe.
Masyarakat Dayak Losarang berada tidak jauh dari Pantai Eretan Wetan. Sepanjang lajur sebelah kanan jalan by pass dari arah Jakarta ke Cirebon. Komunitas ini tepatnya bermukim di Kampung Segandu, Desa Krimun, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu Jawa Barat.
Pekerjaan kesehariannya pun hanyalah serabutan yang terpenting adalah mencari rejeki yang halal baginya.

                                           Gambar 4. Pekerjaan sehari-hari suku Dayak Indramayu


Menurut komunitas suku Dayak Losarang ini, Dayak Hindu Bumi Segandu Indramayu mempunyai arti,
  • Kata “suku” artinya kaki, yang mengandung makna bahwa setiap manusia berjalan dan berdiri di atas kaki masing-  masing untuk mencapai tujuan sesuai dengan kepercayaan dan keyakinannya masing- masing.
  • Kata “Dayak” berasal dari kata “ayak” atau “ngayak” yang artinya memilih atau menyaring. Makna kata “dayak” di sini adalah menyaring, memilah dan memilih mana yang benar dan mana yang salah
  • Memilih mana yang benar dan mana yang salah. Kata “Hindu” artinya kandungan atau rahim. filosofinya adalah bahwa setiap manusia dilahirkan dari kandungan sang ibu (perempuan.
  • Sedangkan kata “Budha”, asal dari kata “wuda”, yang artinya telanjang. Makna filosofisnya adalah bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan telanjang.
  • Selanjutnya adalalah kata “Bumi Segandu Indramayu”. Bumi mengandung makna wujud, sedangkan “segandu” bermakna sekujur badan. Gabungan kedua kata ini, yakni “Bumi Segandu” mengandung makna filosofis sebagai kekuatan hidup.
  • Adapunkata “Indramayu”, mengandung pengertian : “In” maknanya adalah ‘inti’; “Darma” artinya orang tua, dan kata “Ayu”, maknanya perempuan. Makna filosofisnya adalah bahwa ibu (perempuan) merupakan sumber hidup, karena dari rahimnyalah kita semua dilahirkan. Itu sebabnya mmenghormati kaum perempuan, yang tercermin dalam ajaran dan kehidupan mereka sehari-hari.

 


Gambar 5.  proses ngaji rasa

 

Gambar 6. Dalam suku dayak ini juga menggunakan pernak-pernik seperti gelang sebagai ciri suku tersebut.


Dalam kegiatan sehari-hari, untuk mengisi aktivitasnya suku ini juga tak kalah kreativ untuk membuat sebuah keris yang dianggapnya sebagai benda pusaka yang terbuat dari sebuah bambu yang dibentuk menyerupai keris.

 
                                             Gambar 7. membuat benda pusaka dari bambu


dalam mengerjakannya pun ia kadang tidak sendiri, karna ditemani oleh beberapa ayam peliharaannya, karna suku ini tidak memakan daging oleh karna itu mereka hanya memeliharanya saja tanpa memotongnya untuk dimakan.

                    Gambar 7. melakukan kegiatan sehari-hari dengan ditemani sahabat peliharaan  



        Pada suku ini setiap tahunnya juga mengadakan ritual yaitu berendam didalam air selama empat bulan. Waktu berendalnya adalah tiap jam 12 malam sampai jam 6 pagi, ia merendam tubuhnya hingga sampai leher, dan siangnya berjemur diterik panas matahari dari jam 11 sampai jam 2. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat ini juga mengguanakan pernak pernik seperti gelang. Yang mempunyai arti  sebagai identitas adat. hanya berwarna hitam-putih; perlambangan baik dan buruk. katanya, ini sebagai penjagaan diri.