Gambar 1. Pesanggrahan rumah adat suku dayak Indramayu
Seiring dengan perkembangannya nama suku ini berubah nama menjadi “Suku
dayak budaya adat jawa petani bumi
segandu indramayu”. pada pergantian nama ini tidak merubah arti yang
signifikan, hanyalah lebih kental pada suatu adat contohnya pada pakian, yang
hanya mengenakan sebuah celana hitam putih tanta sehelai baju ditubuhnya.
Gambar2. Penampilan sehari-hari suku dayak Indramayu
ia
akan tetap berpenampilan seperti itu kemana ia pergi dan dalam kondisi maupun
cuaca seperti apapun ataupun yang sering disebut ngaji rasa secara alam. Ritual yag biasa dilakukan adalah Ritual "Mepe" yaitu berjemur dibawah teriknya panas matahari.
Gambar 3. Ritual Mepe atau berjemur dibawah terik matahari
Ngaji rasa itu mempunyai artian jangan pernah
menyakiti orang lain jika diri kita sendiri tidak mau tersakiti,” jangankan
sama manusia,sesame makhluk hidup ciptaannya kita tidak mau menyakiti”. Karna
pada suku ini tidak memperbolehkan untuk memakan sesuatu yang bersifat hidup
contohnya hewan seperti ayam,sapi,kambing suku dayak ini tidak akan makan. Konsumsi
sehari-harinya padadayak ini hanya menkonsumsi sayur-sayuran dan oseng tempe.
Masyarakat
Dayak Losarang berada tidak jauh dari Pantai Eretan Wetan. Sepanjang lajur
sebelah kanan jalan by pass dari arah Jakarta ke Cirebon. Komunitas ini
tepatnya bermukim di Kampung Segandu, Desa Krimun, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu Jawa Barat.
Pekerjaan kesehariannya pun hanyalah serabutan yang terpenting adalah mencari rejeki yang halal baginya.
Gambar 4. Pekerjaan sehari-hari suku Dayak Indramayu
Menurut
komunitas suku Dayak Losarang ini, Dayak Hindu Bumi Segandu Indramayu mempunyai
arti,
- Kata “suku” artinya kaki, yang mengandung makna bahwa setiap manusia berjalan dan berdiri di atas kaki masing- masing untuk mencapai tujuan sesuai dengan kepercayaan dan keyakinannya masing- masing.
- Kata “Dayak” berasal dari kata “ayak” atau “ngayak” yang artinya memilih atau menyaring. Makna kata “dayak” di sini adalah menyaring, memilah dan memilih mana yang benar dan mana yang salah
- Memilih mana yang benar dan mana yang salah. Kata “Hindu” artinya kandungan atau rahim. filosofinya adalah bahwa setiap manusia dilahirkan dari kandungan sang ibu (perempuan.
- Sedangkan kata “Budha”, asal dari kata “wuda”, yang artinya telanjang. Makna filosofisnya adalah bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan telanjang.
- Selanjutnya adalalah kata “Bumi Segandu Indramayu”. Bumi mengandung makna wujud, sedangkan “segandu” bermakna sekujur badan. Gabungan kedua kata ini, yakni “Bumi Segandu” mengandung makna filosofis sebagai kekuatan hidup.
- Adapunkata “Indramayu”, mengandung pengertian : “In” maknanya adalah ‘inti’; “Darma” artinya orang tua, dan kata “Ayu”, maknanya perempuan. Makna filosofisnya adalah bahwa ibu (perempuan) merupakan sumber hidup, karena dari rahimnyalah kita semua dilahirkan. Itu sebabnya mmenghormati kaum perempuan, yang tercermin dalam ajaran dan kehidupan mereka sehari-hari.
Gambar 5. proses ngaji rasa
Gambar 6. Dalam suku dayak ini juga menggunakan pernak-pernik seperti gelang sebagai ciri suku tersebut.
Dalam kegiatan sehari-hari, untuk mengisi aktivitasnya suku ini juga tak kalah kreativ untuk membuat sebuah keris yang dianggapnya sebagai benda pusaka yang terbuat dari sebuah bambu yang dibentuk menyerupai keris.
Gambar 7. membuat benda pusaka dari bambu
dalam mengerjakannya pun ia kadang tidak sendiri, karna ditemani oleh beberapa ayam peliharaannya, karna suku ini tidak memakan daging oleh karna itu mereka hanya memeliharanya saja tanpa memotongnya untuk dimakan.
Gambar 7. melakukan kegiatan sehari-hari dengan ditemani sahabat peliharaan
Pada suku ini setiap
tahunnya juga mengadakan ritual yaitu berendam didalam air selama empat bulan.
Waktu berendalnya adalah tiap jam 12 malam sampai jam 6 pagi, ia merendam
tubuhnya hingga sampai leher, dan siangnya berjemur diterik panas matahari dari
jam 11 sampai jam 2. Dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat ini juga mengguanakan pernak pernik seperti gelang. Yang
mempunyai arti sebagai identitas adat.
hanya berwarna hitam-putih; perlambangan baik dan buruk. katanya, ini sebagai
penjagaan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar